Perencanaan dan
Kendali Manajemen
Persaingan global yang terjadi
seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus-menerus secara signifikan
mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. Pengurangan
dalam hambatan perdagangan nasional secara terus-menerus, mata uang yang
mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas
nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga
dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva,
laba, dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang memperumit keputusan
manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti Internet, konferensi
video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan
pendanaan. Persaingan global
dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan
nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara
lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya,
dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint
ventures) dan kaitan strategic lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal
yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara
yang sama.
PEMBUATAN MODEL USAHA
Survei
terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak waktu dalam
masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan
model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan
dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup
empat dimensi utama.
- Mengidentifikasikan faktor-faktor utama
yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
- Merumuskan teknik yang memadai untuk
meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan
untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
- Mengembangkan sumber-sumber data untuk
menditkung pilihan-pilihan strategis.
- Mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu
menjadi serangkaian tindakan yang spesifik.
ALAT PERENCANAAN
Dalam
mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian
terhadap lingkungan eksternal dan internal akan sangat membantu perusahaan
dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Suatu sistem dapat
diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan kondisi pasar. Baik
pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap
kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Masukan-masukan yang
diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan ukuran-ukuran yang
digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar atau untuk
mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat tersebut adalah
analisis WOTS-UP. Analicis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan
yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Teknik ini membantu
manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang dapat dijalankan.
Alat
keputusan yang saat ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi seluruhnya
bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal
suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk
memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.
Kebanyakan informasi yang diperlukan berasal dari sumber-sumber selain catatan
akuntansi.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat
penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Investasi asing
langsung umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti.
Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa
berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan
dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya
investasi yang diusulkan.
Pendekatan terhadap keputusan
investasi yang lebih kompleks juga tersedia. Terdapat beberapa prosedur untuk
menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya
modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan
kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya
memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan
risiko berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya
modal perusahaan. Umumnya, perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya
dengan melakukan investasi yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang positif.
Ketika mempertimbangkan pilihan yang sifatnya saling lepas atau saling tidak
bergantung (mutually exclusive), perusahaan yang rasional akan memilih opsi
yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan internasional,
perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam huokum pajak,
sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi
pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan
budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan
domestik. Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut
membuat masalah yang ada bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model
perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran;
(1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional, (2) mengukur
ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal perusahaan multinasional.
Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan strategic, yang langkah
ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.
SUDUT PANDANG HASIL KEUANGAN
Seorang manajer
harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untuk menganalisis
kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan
masalah sudut pandang. Haruskah manajer keuangan internasional mengevaluasi
ekspektasi tingkat pengembalian investasi dari sudut pandang proyek luar negeri
atau dari sudut pandang induk perusahaan? Pengembalian dari dua sudut pandang
ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal seperti; (1) pembatasan
oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalti, dan
pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban
bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, (4) perubahan kurs
valuta acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat pengembalian
dan risiko suatu investasi luar negeri dapat dievaluasi dari sudut pandang
pemegang saham domestik induk perusahaan, sudah tidak memadai lagi karena :
- Investor dalam induk perusahaan semakin
banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
- Tujuan investasi harus mencerminkan
kepentingan seluruh pemegang saham, bukan hanya yang berasal dari
domestik.
- Pengamatan juga menunjukkan bahwa
perusahaan multinasional memiliki horizon investasi jangka panjang’ (dan
bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri cenderung untuk
diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk perusahaan.
Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi pengembalian
dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian proyek
lokal konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup konsolidasi.
Solusi yang memadai adalah
mengakui bahwa manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan, dengan memberikan
respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya.
Pemerintah negara tuan rumah merupakan salah satu kelompok bagi investasi luar
negeri. Kesesuaian antara tujuan investor multinasional dan negara tuan rumah
harus tercapai melalui dua perhitungan pengembalian keuangan: satu dari sudut
pandang negara tuan rumah, dan yang lain dari sudut pandang negara induk
perusahaan. Sudut pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa investasi luar
negeri yang menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan lokal) tidak akan
salah dalam mengalokasikan somber daya negara tuan rumah yang langka. Evaluasi
atas peluang investasi dari sudut pandang lokal juga memberikan informasi yang
bermanfaat bagi induk perusahaan.
Jika suatu investasi asing tidak
menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan risiko yang nilainya lebih
tinggi dari pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka pemegang saham
induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan
lokal.
MENGUKUR EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Mengukur
ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang.
Misalkan untuk keperluan diskusi semata, unit operasi manufaktur Daimler
Chrysler di AS sedang mempertimbangkan untuk membeli 100 kepemilikan fasilitas
manufaktur di Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai setengah dari investasi
tersebut dalam bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya akan didanai oleh
pinjaman bank lokal dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Fasilitas
Rusia tersebut akan mengimpor setengah dari bahan mentah dan komponennya dari
induk perusahaan AS dan akan mengekspor setengah dari basil produksinya ke
Hungaria. Untuk mengembalikan dana kepada induk perusahaan, fasilitas Rusia
akan membayar lisensi, royalti untuk penggunaan paten induk perusahaan, dan
imbalan jasa teknis untuk jasa manajemen yang diterima. Laba dari fasilitas
Rusia akan dikirimkan kepada induk perusahaan sebagai dividen. Tampilan 10-2
memberikan gambaran proyeksi arus kas yang perlu diukur.
Metode untuk mengestimasikan
proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia mirip dengan yang
digunakan untuk sebuah perusahaan domestik. Pikiran penerimaan didasarkan pada
proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi penagihan. Beban operasi (yang
dikonversikan sesuai dengan setara kas) dan pajak lokal juga sama-sama
diramalkan. Namun demikian terdapat tambahan karumitan yang harus
dipertimbangkan, antara lain :
1. Arus kas Proyek
versus induk perusahaan
2. Arus kas induk
perusahaan yang terkait dengan pendanaan
3. Pendanaan yang
bersubsidi
4. Risiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan harga
dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing.
Jika arus kas dalam mata uang lokal bersifat tetap (yaitu jika perusahaan Rusia
tersebut dalam bentuk investasi obligasi), maka pengukuran pengaruh kurs akan
bersifat langsung. Di sini depresiasi rebel Rusia terhadap dolar AS mengurangi
nilai ekuivalen dolar atas pendapatan bunga di masa depan. Apabila suatu
perusahaan manufaktur yang masih beroperasi menghasilkan laba dalam mata uang
asing, analisis yang dilakukan akan lebih remit. Perubahan kurs memengaruhi
arcs kas operasi bersih. Dengan demikian, pengukuran akuntansi atas pengaruh
kurs terhadap masing-masing jenis aktivitas (seperti penjualan domestik vs
ekspor, biava domestik vs impor dan pengaruh kumulatif terhadap proyeksi arcs
kas) menjadi perlu dilakukan.
Apabila sudut pandang induk
perusahaan yang digunakan, arus kas untuk induk perusahaan jarang sekali
mencerminkan arus kas perusahaan afiliasi luar negeri. Satu-satunya arus kas
yang relevan adalah arus kas yang memiliki konsekuensi langsung terhadap induk
perusahaan.
Sumber utama arus kas induk perusahaan meliputi pinjaman
dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalti, harga transfer
untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk perusahaan dan estimasi nilai
akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan
akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs
potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi
menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan keuangan pro
forma dengan dasar lokal ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila
aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari
aturan yang digunakan di negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi
perbedaan dalam estimasi arus kas. Perbedaan ini dapat memengaruhi pajak
penghasilan perusahaan dan arus kas.
Dengan demikian, diperlukan
estimasi inflasi masa depan dan pengaruhnya terhadap kurs masa depan yang
digunakan untuk mengonversikan arus kas luar negeri ke dalam mata uang induk
perusahaan. Akhirnya, provisi yang berkaitan dengan pengenaan pajak atas sumber
laba luar negeri harus dipertimbangkan.
BIAYA MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas
terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori
penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai
tingkat diskontonya; dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan
pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat
diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan
ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut:
Ka
= rata-rata tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke
= biaya ekuitas
Ki
= biaya utang sebelum pajak
E
= nilai ekuitas perusahaan
D
= nilai utang perusahaan
S
= nilai stuktur modal perusahaan (E + D)
T
= tarif pajak marginal
Tidaklah mudah untuk mengukur
biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas dapat dihitung
dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan ekspektasi
pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan
mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir periode. Po =
harga pasar kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan
dalam dividen, biaya ekuitas, ke dihitung sebagai berikut ke = Di/Po + g.
Meskipun mudah untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana
sahamsaham perusahaan multinasional tercatat, Sering kali cukup sukar unhik
mengukur Di dan g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi
dividen bergantung pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan.
Mengukur arus kas ini diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor
lingkungan.Terlebih lagi, pengukuran tingkat pertumbuhan dividen, suatu fungsi
ekspektasi arus kas masa depan, diperumit oleh kontrol valuta asing dan
restriksi pemerintah lainnya dalam transfer dana lintas Batas.
Pertimbangan pajak lainnya juga
berlaku apabila sebuah perusahaan multinasional meminjam dana pada beberapa
pasar modal hear negeri. Tarif pajak kini dan prospektif di masing-masing pasar
luar negeri selama masa pinjaman harus dipertimbangkan. Status pembayaran bunga
yang dapat dikurangkan pajak harus diperiksa lagi, karena tidak semua otoritas
pajak nasional mengakui pengurangan bunga (khususnya jika pinjaman yang terkait
dilakukan antarpihak-pihak yang berhubungan istimewa). Lagi pula, pengakuan
pajak tangguhan, yang timbal pada saat laba untuk keperluan pajak berbeda dari
laba untuk keperluan pelaporan eksternal, menjadi praktik yang diterima secara
umum di banyak negara-negara industri maju yang menjadi tempat operasi MNC.
Karena pajak tangguhan dianggap sebagai kewajiban tanpa bunga yang perlu
dibayar, orang dapat bertanya apakah pajak tangguhan ini benar-benar merupakan suatu
sumber pendanaan tanpa bunga dan harus dimasukkan dalam menentukan biaya modal.
Meskipun gagasan ini memiliki beberapa masukan berharga, kami tidak menyakini
bahwa perhitungan biaya modal harus memasukkan pajak tangguhan.
Untuk mengimplementasikan teori
penganggaran modal internasional dalam praktik, tidaklah selalu langsung dan
tidak mudah dilaksanakan. Dalam praktik nyata, aspek proses penganggaran modal
yang paling sukar dan paling penting adalah memperoleh informasi yang akurat
dan tepat waktu, khususnya dalam lingkungan internasional, di mana perbedaan
iklim, budaya, bahasa, dan teknologi informasi makin memperumit masalah ini.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Penyusunan sistem informasi
seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung
strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan yang dijelaskan di atas.
Tugas ini menantang, karena kerangka dasar multinasional secara alamiah lebih
rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu negara.
Isu yang Berkaitan dengan Sistem
Jarak merupakan kerumitan yang
jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografi, komunikasi informasi secara
formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer operasi lokal dengan
manajemen kantor pusat.” Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya
mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali, kerumitan ini.
Kebutuhan informasi para
perencana keuangan regional atau perusahaan berupa baik data operasi maupun
lingkungan. Informasi yang dibutuhkan dari akuntan manajemen di lapangan
bergantung pada seberapa banyak kekuasaan pengambilan keputusan yang dimiliki
oleh para manajer lokal. Semakin besar kekuasaan manajer lokal; semakin sedikit
informasi yang disampaikan kepada kantor pusat.
Tantangan terbesar yang dihadapi
oleh spesialis sistem adalah merancang sistem informasi perusahaan yang
memungkinkan para manajer keuangan untuk memberikan respons yang tepat terhadap
fenomena kompetisi global. Kondisi terus berubah. Dikarenakan deregulasi pasar
dan pengurangan hambatan tarif, perusahaan semakin mampu untuk memasuki
pasar-pasar luar negeri baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
usaha patungan, aliansi strategi, dan bentuk kerja sama lainnya. Hal ini
semakin banyak membuka akses terhadap intensitas kompetisi di mana perusahaan
mengadopsi strategi untuk; (1) melindungi pangsa pasar di tempat asal, (2)
melakukan penetrasi terhadap pasar asal para pesaing untuk merebut pangsa pasar
dan pendapatan mereka, dan (3) mendapatkan pangsa pasar yang signifikan di
pasar utama negara ketiga.
CEO memerlukan sistem informasi
yang memungkinkan mereka untuk melakukan perencanaan, koordinasi, dan
pengendalian secara efektif terhadap strategi produksi, pemasaran, dan keuangan
di seluruh dunia.
Masalah Informasi
Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah
informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari pengumpulan data hingga
laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran
beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan, manajemen perusahaan harus
menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang
diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat penyusunan dan
penyampaian tepat waktu. Di sini faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi
penggunaan informasi yang dihasilkan secara internal.
Para manajer di lingkungan yang
berbeda memiliki perbedaan cara untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah,
kerangka waktu keputusan dan bersaing dalam kondisi operasi yang berbeda.
Kebutuhan informasi yang berbeda merupakan sebuah konsekuensi langsung. Dengan
demikian, timbul suatu masalah yang mendasar bagi perusahaan multinasional.
Manajer lokal mungkin memerlukan informasi keputusan yang berbeda dari
manajemen kantor pusat. Masalah informasi utama lainnya adalah pertanyaan
mengenai translasi.
INFORMASI MANAJEMEN DAN
HIPERINFLASI
Suatu kebiasaan pelaporan yang
umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah dengan mencatat
pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal laporan
keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih baik adalah
dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs pada tanggal
pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan memperumit proses
pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam daya beli uang,
atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata uang.
Dalam sebuah pasar persaingan
sempurna, seluruh transaksi dalam mata uang lokal akan dilakukan secara tunai.
Dengan adanya inflasi, timbul keuntungan bagi para pembeli untuk menunda
pembayaran selama mungkin dan bagi para penjual untuk mempercepat pengumpulan
uang. Tanggal pembayaran ditentukan oleh kekuatan kompetitif pihak-pihak yang
bersepakat. Rekomendasi perlakuan pelaporan yang kami berikan menghasilkan
angka-angka pelaporan yang dapat diandalkan, secara ekonomi dapat
diintepretasikan dan simetris dalam artian bahwa transaksi yang secara ekonomis
serupa akan menghasilkan angka-angka laporan keuangan yang serupa ketika
ditranslasikan ke dalam suatu mata uang yang umum. Seseorang dapat mengatakan
bahwa model ini menggunakan akuntansi akrual dengan mentalitas akuntansi tunai.
ISU-ISU DALAM PENGENDALIAN
KEUANGAN
Sekali pertanyaan mengenai sistem
pendukung strategi dan informasi telah diputuskan, perhatian akan bergeser
kepada bidang yang sama pentingnya yaitu pengendalian keuangan dan evaluasi
kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya, khususnya karena memungkinkan
para manajer keuangan untuk:
- Mengimpelementasikan strategi keuangan
global sebuah MNE.
- Mengevaluasi sejauh mans strategi yang
terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
- Memberikan motivasi kepada manajemen dan
karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan
seefisien mungkin.
Sistem pengendalian manajemen
bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cars yang paling efektif dan
paling efisien. Sebaliknya sistem pengendalian keuangan merupakan sistem
pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui;
(1) komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi, (2)
memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3) mengawasi kinerja,
dan (4) mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual dan rencana kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Sistem pengendalian keuangan yang
kuat memungkinkan manajemen puncak untuk memusatkan perhatian pads kegiatan
anak perusahaan yang mengarah pada tujuan-tujuan umum. Sistem pengendalian
terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur pelaporan internal,
anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan tujuan manajemen
puncak. Dengan demikian, perilaku yang kurang optimal, yang terjadi apabila
sebuah subunit berupaya untuk mencapai tujuannya sendiri dengan mengorbankan
keseluruhan organisasi, dapat diminimalkan. Sistem pelaporan tepat waktu yang
secara konstan mengawasi masing-masing unit merupakan motivator yang kuat.
Sistem pengendalian yang efisien juga memungkinkan manajemen kantor pusat untuk
mengevaluasi rencana strategi perusahaan dan merevisinya bila
diperlukan. Tugas perencanaan strategis
perusahaan dibantu dengan suatu sistem informasi yang memberikan informasi
kepada manajemen jika terdapat perubahan lingkungan yang secara signifikan
memengaruhi perusahaan. Akhirnya, sistem pengendalian yang baik memungkinkan
manajemen puncak untuk mengevaluasi secara tepat kinerja para bawahan dengan
memastikan bahwa bawahan bertanggung jawab hanya atas peristiwa-peristiwa yang
dapat mereka kendalikan.
Jika sebuah sistem pengendalian
yang didesain baik berguna bagi perusahaan satu nasional, maka sistem ini akan
sangat berharga bagi perusahaan multinasional. Sebagaimana yang berulangkali
diamati, kondisi yang memengaruhi keputusan manajemen luar negeri tidak saja
berbeda, tetapi juga secara terus-menerus berubah.
Sumber :
http://tikamardhan.blogspot.com/2013/05/bab-9-akuntansi-internasional.html
http://azivaziv.wordpress.com/2012/09/28/perencanaan-dan-kendali-manajemen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar